^_^

^_^

Kamis, 13 Maret 2014

INVESTASI SEKTOR PERTANIAN


B.   INVESTASI DI SEKTOR PERTANIAN

Dalam proses pembangunan pertanian, investasi merupakan penggerak, mengingat kegiatan investasi yang mempunyai multiplier efek luas dalam perekonomian, seperti peningkatan lapangan kerja, peningkatan nilai tambah, devisa, pajak, dan lain-lain.
Keterbatasan keuangan negara menyebabkan terbatasnya peran pemerintah dalam pembangunan  nasional, porsi terbesar diharapkan berasal dari masyarakat  melalui penanaman modal (investasi/Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing).
Untuk mendorong pertumbuhan investasi diperlukan iklim usaha yang kondusif dan prospek bisnis yang menguntungkan. Kondisi ini sangat diperlukan bukan saja untuk menarik investor (dalam dan luar negeri), tetapi yang lebih penting mempertahankan dan membesarkan perusahaan yang sudah ada.
Berbagai hasil survei menunjukkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi lingkungan usaha/investasi antara lain adalah ketidak stabilan ekonomi makro, ketidakpastian kebijakan, korupsi, perizinan usaha, regulasi tenaga kerja, ketersedian data dan informasi yang akurat dan masih banyak lagi.
Sehingga Investasi merupakan penggerak pembangunan karena investasi mempunyai multiflier efek yang sangat luas dalam perekonomian seperti :
1.    Pendorong utama pertumbuhan otonomi daerah
2.    Pemerataan pertumbuhan Pendapatan Anggaran dalam Negeri
3.    Penyerapan Tenaga Kerja (pengangguran)
4.    Pemanfaatan Sumber Daya Alam lokal
5.    Merupakan Perekat Kesatuan dan Persatuan Bangsa



Kebutuhan investasi di sektor pertanian tahun 2010-2014 sebesar Rp 1.360,6 trilyun (PMDN 73% dan PMA 27%).
Untuk itu diperlukan Arah dan Strategi Kebijakan serta Ruang Lingkup Investasi Pertanian yaitu :
1.    Arah
·       Menciptakan iklim investasi dan iklim usaha yang kondusif
·       Melakukan promosi investasi yang intensif melalui potensi dan peluang investasi di daerah-daerah
2.    Strategi
·       Pengembangan potensi dan peluang investasi sektor pertanian di indonesia untuk meningkatkan calon investor PMDN dan PMA.
3.    Ruang lingkup
·       Melakukan pengembangan potensi dan peluang investasi melalui koordinasi lintas instansi daerah dan pusat. 

Untuk mencapai target investasi tersebut dan selaras dengan kebijakan otonomi, maka setiap daerah diharapkan mampu menarik sebanyak mungkin investor yang bersedia menanamkan modalnya. 
Untuk itu kepastian ketersediaan dan kesesuaian lahan, dukungan kebijakan seperti kemudahan perizinan dan adanya payung hukum yang jelas, sangat diperlukan guna manarik para investor datang ke daerah-daerah yang berpotensi dan memiliki peluang di  provinsi seluruh Indonesia.

 Investasi Langsung
Investasi Langsung adalah pembelian atau akuisisi saham mayoritas dalam bisnis asing dengan cara lain dibandingkan dengan pembelian langsung saham. Hal ini juga berarti di bidang keuangan dalam negeri, pembelian atau akuisisi saham mayoritas atau kepentingan yang lebih kecil yang masih akan memungkinkan kontrol aktif perusahaan.
Contoh: Membeli mesin

Investasi Tidak Langsung
Investasi tidak langsung adalah mereka yang memiliki kelebihan dana dapat dapat melakukan investasi tidak terlibat secara langsung cukup dengan memegang dalam bentuk saham dan obligasi dengan melalui perantara.
Contoh: Penelitian dan pengembangan.

Investasi di sektor pertanian tergantung :
§ Laju pertumbuhan output
§ Tingkat daya saing global komoditi pertanian

Hasil penelitian:

§  Supranto (1998)è laju pertumbuhan sektor ini rendah, karena PMDN dan PMA serta kerdit yang mengalir kecil. Hal ini karena resiko lebih tinggi (gagal panen) dan nilai tambah lebih kecil di sektor pertanian.

  
Tabel 5.17 Investasi di sektor pertanian dan industri manufaktur (Rp milyar) 1993-1996
Sektor
1993
1994
  1995
  1996
Pertanian
   2.735
   4.545
  7.128
  15.284
Manufaktur
  24.032
  31.922
  43.342
  59.218


§  Simatupang (1995)è kredit perbankan lebih banyak megalir ke sektor non pertanian dan jasa dibanding ke sektor pertanian.

Tabel 5.18 Kredit Perbankan di sektor pertanian dan industri manufaktur (Rp milyar) 1993-1996
Sektor
1993
1994
1995
1996
Pertanian
7.846
8.956
9.841
11.010
Manufaktur
11.346
13.004
15.324
15.102

Penurunan ini disebabkan Return On Investment/ROI sektor pertanian +/- 15 %, sehingga tidak menarik.



SUMBER