^_^

^_^

Kamis, 17 April 2014

SEKTOR PERTANIAN~MAKALAH KELOMPOK~



SEKTOR PERTANIAN
PEREKONOMIAN INDONESIA#
(EVA KARLA)




KELOMPOK IV

ANGGOTA:
1.      ENDAH LISMA YANI                                (2A213540)
2.      HILMA AZKIYA                                         (24213125)
3.      MASNA ROIDAULI NABABAN               (25213336)
4.      NUR RUCHYATUL JANNAH P S             (26213629)
5.      MUHAMAD TAUFIK                                 (25213786)

KELAS: 1EB04
DAFTAR ISI

SEKTOR PERTANIAN:
Ø PENGERTIAN SEKTOR PERTANIAN
Ø SEKTOR PERTANIAN DI INDONESIA

PERANAN SEKTOR PERTANIAN
Ø PERANAN SEKTOR PERTANIAN MENURUT KUZNETS

INVESTASI DI SEKTOR PERTANIAN
Ø INVESTASI LANGSUNG
Ø INVESTASI TIDAK LANGSUNG
Ø INVESTASI DI SEKTOR PERTANIAN TERGANTUNG
Ø HASIL PENELITIAN

KETERKAITAN SEKTOR PERTANIAN DENGAN SEKTOR INDUSTRI MANUFAKTUR
Ø ALASAN SEKTOR PERTANIAN HARUS KUAT DALAM PROSES INDUSTRIALISASI

SEKTOR PERTANIAN

PENGERTIAN SEKTOR PERTANIAN
Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka pembangunan ekonomi jangka panjang maupun dalam rangka pemulihan ekonomi bangsa.
             Sektor pertanian juga dapat menjadi basis dalam mengembangkan kegiatan ekonomi perdesaan melalui pengembangan usaha berbasis pertanian yaitu agribisnis dan agroindustri. Dengan pertumbuhan yang terus positif secara konsisten, sektor pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional.

SEKTOR PERTANIAN DI INDONESIA
Selama periode 1995-1997è Produk Domestik Bruto sektor pertanian (peternakan, kehutanan dan perikanan) menurun dan sektor lain seperti menufaktur meningkat.
    Sebelum krisis moneter, laju pertumbuhan output sektor pertanian < ouput sektor non pertanian.
    Pada tahun 1999 semua sektor turun kecuali listrik, air dan gas.
Rendahnya pertumbuhan output pertanian disebabkan:
    Iklimè kemarau jangka panjang berakibat volume dan daya saing turun.
    Lahanè lahan garapan petani semakin kecil.
    Kualitas Sumber Daya Mandiri è rendah.
    Penggunaan Teknologièrendah.

Sistem perdagangan dunia pasca putaran Uruguay (World Trade Organization (WTO) / General Agreement on Traffis and Trade(GATT)) ditandatangani oleh 125 negara anggota GATT telah menimbulkan sikap optimisme dan pesimisme Negara Least Developed Countries (LDC’s):
    Optimisè Persetujuan perdagangan multilateral WTO menjanjikan berlangsungnya perdagangan bebas didunia terbebas dari hambatan tarif dan non tarif.
    Pesimisè Semua negara mempunyai kekuatan ekonomi yang berbeda. Developed Countries (DC’s) mempunyai kekuatan > LDC’s
Perjanjian tersebut merugikan bagi LDC’s, karena produksi dan perdagangan komoditi pertanian, industri dan jasa di LDC’s masih menjadi masalah besar dan belum efisien sebagai akibat dari rendahnya teknologi dan SDM, sehingga produk dri DC’s akan membanjiri LDC’s.












A.   PERANAN SEKTOR PERTANIAN
Peranan sektor pertanian adalah :
·           sebagai sumber penghasil bahan kebutuhan pokok
·           sandang dan papan
·           menyediakan lapangan kerja bagi sebagian besar penduduk
·            memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional yang tinggi
·           memberikan devisa bagi Negara
Sedangkan Peranan Sektor Pertanian Menurut Kuznets
Sektor pertanian di LDC’s mengkontribusikan terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional dalam 4 bentuk:
1.      Kontribusi Produk.
Kontribusi Produkè Penyediaan makanan untuk penduduk, penyediaan bahan baku untuk industri manufaktur. Seperti industri : tekstil, barang dari kulit, makanan dan minuman
Dalam sistem ekonomi terbuka, besar kontribusi produk sektor pertanian bisa lewat pasar dan lewat produksi dengan sektor non pertanian.
§  Dari sisi pasar, Indonesia menunjukkan pasar domestic didominasi oleh produk pertanian dari LN seperti buah, beras dan sayuran hingga daging.
§  Dari sisi keterkaitan produksi, Industri kelapa sawit dan rotan mengalami kesulitan bahan baku di dalam negeri, karena bahan baku dijual ke LN dengan harga yg lebih mahal.

2.      Kontribusi Pasar.
Kontribusi Pasarè Pembentukan pasar domestik untuk barang industri dan konsumsi.
Negara agraris merupakan sumber bagi pertumbuhan pasar domestic untuk produk non pertanian seperti :
       pengeluaran petani untuk produk industri (pupuk, pestisida, dll)
       produk konsumsi (pakaian, mebel, dll)
Keberhasilan kontribusi pasar dari sektor pertanian ke sektor non pertanian tergantung:
§ Pengaruh keterbukaan ekonomiè Membuat pasar sektor non pertanian tidak hanya disi dengan produk domestik, tapi juga impor sebagai pesaing, sehingga konsumsi yang tinggi dari petani tidak menjamin pertumbuhan yang tinggi sektor non pertanian.
§ Jenis teknologi sektor pertanianè Semakin moderen, maka semakin tinggi demand produk industri non pertanian

3.      Kontribusi Faktor Produksi.
Kontribusi Faktor ProduksièPenurunan peranan pertanian di pembangunan ekonomi, maka terjadi transfer surplus modal dan Tenaga Kerja dari Sektor Pertanian ke Sektor lain.
Faktor Pertanian yang dapat dialihkan dari sektor pertanian ke sektor lain tanpa mengurangi volume produksi pertanianè Tenaga kerja dan Modal
Di Indonesia hubungan investasi pertanian dan non pertanian harus ditingkatkan agar ketergantungan Indonesia pada pinjaman Luar Negeri menurun. Kondisi yang harus dipenuhi untuk merealisasi hal tersebut:
§  Harus ada surplus produk pertanian agar dapat dijual ke luar sectornya. Market surplus ini harus tetap dijaga dan hal ini juga tergantung kepada faktor penawaran è Teknologi, infrastruktur dan SDM dan factor permintaan è nilai tukar produk pertanian dan non pertanian baik di pasar  domestik dan LN.
§ Petani harus net saversè Pengeluaran konsumsi oleh petani < produksi
§ Tabungan petani > investasi sektor pertanian

4.      Kontribusi Devisa.
Kontribusi Devisaè Pertanian sebagai sumber penting bagi surplus neraca perdagangan (NPI) melalui ekpspor produk pertanian dan produk pertanian yang menggantikan produk impor.

Kontribusinya melalui :
§ Secara langsungè ekspor produk pertanian dan mengurangi impor.
§ Secara tidak langsungè peningkatan ekspor dan pengurangan impor produk berbasis pertanian seperti tekstil, makanan dan minuman, dll.

Kontradiksi kontribusi produk & kontribusi deviasè peningkatan ekspor produk pertanian menyebabkan suplai dalam negari kurang dan disuplai dari produk impor. Peningkatan ekspor produk pertanian berakibat negative thd pasokan pasar dalam negeri.

Untuk menghindari trade off ini 2 hal yg harus dilakukan:
§ Peningkatan kapasitas produksi.
§ Peningkatan daya saing produk produk pertanian



















B.   INVESTASI DI SEKTOR PERTANIAN

Dalam proses pembangunan pertanian, investasi merupakan penggerak, mengingat kegiatan investasi yang mempunyai multiplier efek luas dalam perekonomian, seperti peningkatan lapangan kerja, peningkatan nilai tambah, devisa, pajak, dan lain-lain.
Keterbatasan keuangan negara menyebabkan terbatasnya peran pemerintah dalam pembangunan  nasional, porsi terbesar diharapkan berasal dari masyarakat  melalui penanaman modal (investasi/Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing).
Untuk mendorong pertumbuhan investasi diperlukan iklim usaha yang kondusif dan prospek bisnis yang menguntungkan. Kondisi ini sangat diperlukan bukan saja untuk menarik investor (dalam dan luar negeri), tetapi yang lebih penting mempertahankan dan membesarkan perusahaan yang sudah ada.
Berbagai hasil survei menunjukkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi lingkungan usaha/investasi antara lain adalah ketidak stabilan ekonomi makro, ketidakpastian kebijakan, korupsi, perizinan usaha, regulasi tenaga kerja, ketersedian data dan informasi yang akurat dan masih banyak lagi.
Sehingga Investasi merupakan penggerak pembangunan karena investasi mempunyai multiflier efek yang sangat luas dalam perekonomian seperti :
1.    Pendorong utama pertumbuhan otonomi daerah
2.    Pemerataan pertumbuhan Pendapatan Anggaran dalam Negeri
3.    Penyerapan Tenaga Kerja (pengangguran)
4.    Pemanfaatan Sumber Daya Alam lokal
5.    Merupakan Perekat Kesatuan dan Persatuan Bangsa



Kebutuhan investasi di sektor pertanian tahun 2010-2014 sebesar Rp 1.360,6 trilyun (PMDN 73% dan PMA 27%).
Untuk itu diperlukan Arah dan Strategi Kebijakan serta Ruang Lingkup Investasi Pertanian yaitu :
1.    Arah
·       Menciptakan iklim investasi dan iklim usaha yang kondusif
·       Melakukan promosi investasi yang intensif melalui potensi dan peluang investasi di daerah-daerah
2.    Strategi
·       Pengembangan potensi dan peluang investasi sektor pertanian di indonesia untuk meningkatkan calon investor PMDN dan PMA.
3.    Ruang lingkup
·       Melakukan pengembangan potensi dan peluang investasi melalui koordinasi lintas instansi daerah dan pusat. 

Untuk mencapai target investasi tersebut dan selaras dengan kebijakan otonomi, maka setiap daerah diharapkan mampu menarik sebanyak mungkin investor yang bersedia menanamkan modalnya. 
Untuk itu kepastian ketersediaan dan kesesuaian lahan, dukungan kebijakan seperti kemudahan perizinan dan adanya payung hukum yang jelas, sangat diperlukan guna manarik para investor datang ke daerah-daerah yang berpotensi dan memiliki peluang di  provinsi seluruh Indonesia.




Investasi Langsung
Investasi Langsung adalah pembelian atau akuisisi saham mayoritas dalam bisnis asing dengan cara lain dibandingkan dengan pembelian langsung saham. Hal ini juga berarti di bidang keuangan dalam negeri, pembelian atau akuisisi saham mayoritas atau kepentingan yang lebih kecil yang masih akan memungkinkan kontrol aktif perusahaan.
Contoh: Membeli mesin

Investasi Tidak Langsung
Investasi tidak langsung adalah mereka yang memiliki kelebihan dana dapat dapat melakukan investasi tidak terlibat secara langsung cukup dengan memegang dalam bentuk saham dan obligasi dengan melalui perantara.
Contoh: Penelitian dan pengembangan.

Investasi di sektor pertanian tergantung :
§ Laju pertumbuhan output
§ Tingkat daya saing global komoditi pertanian

Hasil penelitian:

§  Supranto (1998)è laju pertumbuhan sektor ini rendah, karena PMDN dan PMA serta kerdit yang mengalir kecil. Hal ini karena resiko lebih tinggi (gagal panen) dan nilai tambah lebih kecil di sektor pertanian.




Tabel 5.17 Investasi di sektor pertanian dan industri manufaktur (Rp milyar) 1993-1996
Sektor
1993
1994
  1995
  1996
Pertanian
   2.735
   4.545
  7.128
  15.284
Manufaktur
  24.032
  31.922
  43.342
  59.218


§  Simatupang (1995)è kredit perbankan lebih banyak megalir ke sektor non pertanian dan jasa dibanding ke sektor pertanian.

Tabel 5.18 Kredit Perbankan di sektor pertanian dan industri manufaktur (Rp milyar) 1993-1996
Sektor
1993
1994
1995
1996
Pertanian
7.846
8.956
9.841
11.010
Manufaktur
11.346
13.004
15.324
15.102

Penurunan ini disebabkan Return On Investment/ROI sektor pertanian +/- 15 %, sehingga tidak menarik.









C.   KETERKAITAN SEKTOR PERTANIAN DENGAN SEKTOR INDUSTRI MANUFAKTUR

            Salah satu penyebab krisis ekonomiè kesalahan industrialisasi yang tidak berbasis pertanian. Hal ini terlihat bahwa laju pertumbuhan sector pertanian (+) walaupun kecil, sedangkan industri manufaktur (-). Jepang, Taiwan dan Eropa dalam memajukan industri manufaktur diawali dengan revolusi sektor pertanian.
Alasan sektor pertanian harus kuat dalam proses industrialisasi:
§ Sektor pertanian kuatè pangan terjaminè tidak ada laparèkondisi sospol stabil
§ Sudut Permintaanè Sektor pertanian kuatè pendapatan riil perkapita naikè permintaan oleh petani terhadap produk industri manufaktur naik berarti industri manufaktur berkembang & output industri menjadi input sektor pertanian
§ Sudut Penawaranè permintaan produk pertanian sebagai bahan baku oleh industri manufaktur.
§ Kelebihan output sektor pertanian digunakan sebagai sumber investasi sektor industri manufaktur seperti industri kecil dipedesaan.

Kenyataan di Indonesia keterkaitan produksi sektor pertanian dan industri manufaktur sangat lemah dan kedua sektor tersebut sangat bergantung kepada barang impor.







DAFTAR PUSTAKA















Tidak ada komentar:

Posting Komentar