SEKTOR PERTANIAN
PEREKONOMIAN INDONESIA#
(EVA KARLA)
KELOMPOK IV
ANGGOTA:
1.
ENDAH LISMA YANI (2A213540)
2.
HILMA AZKIYA (24213125)
3.
MASNA ROIDAULI NABABAN (25213336)
4.
NUR RUCHYATUL JANNAH P S (26213629)
5.
MUHAMAD
TAUFIK (25213786)
KELAS: 1EB04
SEKTOR
PERTANIAN:
Ø PENGERTIAN
SEKTOR PERTANIAN
Ø SEKTOR PERTANIAN DI INDONESIA
PERANAN SEKTOR PERTANIAN
Ø PERANAN SEKTOR
PERTANIAN MENURUT KUZNETS
INVESTASI DI SEKTOR PERTANIAN
Ø
INVESTASI LANGSUNG
Ø
INVESTASI TIDAK LANGSUNG
Ø
INVESTASI DI SEKTOR PERTANIAN
TERGANTUNG
Ø
HASIL PENELITIAN
KETERKAITAN
SEKTOR PERTANIAN DENGAN SEKTOR INDUSTRI MANUFAKTUR
Ø ALASAN SEKTOR PERTANIAN HARUS KUAT DALAM PROSES INDUSTRIALISASI
SEKTOR
PERTANIAN
PENGERTIAN
SEKTOR PERTANIAN
Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan
perhatian cukup besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat
penting dalam rangka pembangunan ekonomi jangka panjang maupun dalam rangka pemulihan
ekonomi bangsa.
Sektor pertanian juga dapat menjadi basis
dalam mengembangkan kegiatan ekonomi perdesaan melalui pengembangan usaha
berbasis pertanian yaitu agribisnis dan agroindustri. Dengan pertumbuhan yang
terus positif secara konsisten, sektor pertanian berperan besar dalam menjaga
laju pertumbuhan ekonomi nasional.
SEKTOR PERTANIAN DI INDONESIA
Selama periode 1995-1997è Produk Domestik Bruto sektor pertanian (peternakan, kehutanan dan
perikanan) menurun dan sektor lain seperti menufaktur meningkat.
–
Sebelum
krisis moneter, laju pertumbuhan output sektor pertanian < ouput sektor non
pertanian.
–
Pada tahun 1999 semua sektor turun kecuali listrik, air dan gas.
Rendahnya pertumbuhan output
pertanian disebabkan:
–
Iklimè
kemarau jangka panjang berakibat volume dan daya saing turun.
– Lahanè
lahan garapan petani semakin kecil.
– Kualitas
Sumber Daya Mandiri è
rendah.
– Penggunaan
Teknologièrendah.
Sistem
perdagangan dunia pasca putaran Uruguay (World
Trade Organization (WTO) / General Agreement on Traffis and Trade(GATT)) ditandatangani oleh
125 negara anggota GATT telah menimbulkan sikap optimisme dan pesimisme Negara Least Developed Countries (LDC’s):
–
Optimisè Persetujuan perdagangan multilateral WTO menjanjikan
berlangsungnya perdagangan bebas didunia terbebas dari hambatan tarif dan
non tarif.
–
Pesimisè Semua negara mempunyai kekuatan ekonomi yang
berbeda. Developed Countries (DC’s) mempunyai kekuatan > LDC’s
Perjanjian tersebut merugikan bagi LDC’s, karena produksi dan perdagangan
komoditi pertanian, industri dan jasa di LDC’s masih menjadi masalah besar dan
belum efisien sebagai akibat dari rendahnya teknologi dan
SDM, sehingga produk dri
DC’s akan membanjiri LDC’s.
A. PERANAN SEKTOR PERTANIAN
Peranan sektor pertanian
adalah :
·
sebagai sumber
penghasil bahan kebutuhan pokok
·
sandang dan papan
·
menyediakan lapangan
kerja bagi sebagian besar penduduk
·
memberikan sumbangan terhadap pendapatan
nasional yang tinggi
·
memberikan devisa bagi
Negara
Sedangkan
Peranan Sektor Pertanian Menurut Kuznets
Sektor pertanian di LDC’s mengkontribusikan terhadap
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional dalam 4 bentuk:
1.
Kontribusi
Produk.
Kontribusi
Produkè Penyediaan
makanan untuk penduduk, penyediaan bahan baku untuk industri manufaktur. Seperti industri : tekstil, barang dari kulit, makanan
dan minuman
Dalam sistem ekonomi terbuka, besar
kontribusi produk sektor pertanian bisa lewat pasar dan lewat produksi dengan
sektor non pertanian.
§ Dari
sisi pasar, Indonesia menunjukkan pasar domestic didominasi oleh produk pertanian
dari LN seperti buah, beras dan sayuran hingga daging.
§ Dari
sisi keterkaitan produksi, Industri kelapa sawit dan rotan mengalami kesulitan
bahan baku di dalam negeri, karena bahan baku dijual ke LN dengan harga yg
lebih mahal.
2.
Kontribusi
Pasar.
Kontribusi
Pasarè Pembentukan
pasar domestik untuk barang industri dan konsumsi.
Negara agraris merupakan sumber bagi
pertumbuhan pasar domestic untuk produk non pertanian seperti :
– pengeluaran petani untuk produk industri (pupuk,
pestisida, dll)
– produk konsumsi (pakaian, mebel, dll)
Keberhasilan kontribusi pasar dari sektor pertanian ke sektor non pertanian
tergantung:
§ Pengaruh
keterbukaan ekonomiè Membuat pasar sektor non pertanian tidak
hanya disi dengan produk domestik,
tapi juga impor sebagai pesaing, sehingga konsumsi yang tinggi dari petani tidak menjamin pertumbuhan
yang tinggi sektor non pertanian.
§ Jenis
teknologi sektor
pertanianè Semakin moderen, maka semakin
tinggi demand produk industri non pertanian
3. Kontribusi
Faktor Produksi.
Kontribusi
Faktor ProduksièPenurunan peranan pertanian di pembangunan ekonomi, maka terjadi
transfer surplus modal dan Tenaga Kerja dari Sektor Pertanian ke Sektor
lain.
Faktor Pertanian
yang dapat dialihkan dari sektor pertanian ke sektor lain tanpa mengurangi volume
produksi pertanianè Tenaga kerja dan Modal
Di Indonesia
hubungan investasi pertanian dan non pertanian
harus ditingkatkan agar ketergantungan
Indonesia pada pinjaman Luar Negeri menurun. Kondisi yang harus dipenuhi untuk merealisasi hal tersebut:
§ Harus
ada surplus produk pertanian agar dapat dijual ke luar sectornya. Market surplus
ini harus tetap dijaga dan
hal ini juga tergantung kepada faktor
penawaran è Teknologi, infrastruktur dan SDM dan factor
permintaan è nilai tukar produk pertanian dan non pertanian baik di
pasar domestik dan
LN.
§ Petani harus net saversè Pengeluaran konsumsi oleh petani < produksi
§ Tabungan petani > investasi sektor pertanian
4.
Kontribusi
Devisa.
Kontribusi Devisaè
Pertanian sebagai sumber penting bagi surplus neraca perdagangan (NPI) melalui
ekpspor produk pertanian dan produk pertanian yang menggantikan produk impor.
Kontribusinya melalui :
§ Secara
langsungè ekspor produk pertanian dan mengurangi impor.
§ Secara
tidak langsungè peningkatan ekspor dan pengurangan impor
produk berbasis pertanian seperti tekstil, makanan dan minuman, dll.
Kontradiksi kontribusi produk &
kontribusi deviasè peningkatan ekspor produk
pertanian menyebabkan suplai dalam negari kurang dan disuplai dari
produk impor. Peningkatan
ekspor produk
pertanian berakibat negative thd pasokan pasar dalam negeri.
Untuk menghindari trade off ini 2 hal yg harus
dilakukan:
§ Peningkatan
kapasitas produksi.
§ Peningkatan
daya saing produk produk pertanian
B.
INVESTASI DI SEKTOR PERTANIAN
Dalam proses pembangunan pertanian, investasi
merupakan penggerak, mengingat kegiatan investasi yang mempunyai multiplier
efek luas dalam perekonomian, seperti peningkatan lapangan kerja, peningkatan
nilai tambah, devisa, pajak, dan lain-lain.
Keterbatasan keuangan negara menyebabkan terbatasnya
peran pemerintah dalam pembangunan nasional, porsi terbesar diharapkan
berasal dari masyarakat melalui penanaman modal (investasi/Penanaman Modal
Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing).
Untuk mendorong pertumbuhan investasi diperlukan iklim
usaha yang kondusif dan prospek bisnis yang menguntungkan. Kondisi ini sangat
diperlukan bukan saja untuk menarik investor (dalam dan luar negeri), tetapi
yang lebih penting mempertahankan dan membesarkan perusahaan yang sudah ada.
Berbagai hasil survei menunjukkan bahwa faktor utama
yang mempengaruhi lingkungan usaha/investasi antara lain adalah ketidak
stabilan ekonomi makro, ketidakpastian kebijakan, korupsi, perizinan usaha,
regulasi tenaga kerja, ketersedian data dan informasi yang akurat dan masih
banyak lagi.
Sehingga Investasi merupakan penggerak pembangunan
karena investasi mempunyai multiflier efek yang sangat luas dalam perekonomian
seperti :
1.
Pendorong utama
pertumbuhan otonomi daerah
2.
Pemerataan
pertumbuhan Pendapatan Anggaran dalam Negeri
3.
Penyerapan Tenaga
Kerja (pengangguran)
4.
Pemanfaatan Sumber
Daya Alam lokal
5.
Merupakan Perekat
Kesatuan dan Persatuan Bangsa
Kebutuhan investasi di sektor pertanian tahun
2010-2014 sebesar Rp 1.360,6 trilyun (PMDN 73% dan PMA 27%).
Untuk itu diperlukan Arah dan Strategi Kebijakan serta
Ruang Lingkup Investasi Pertanian yaitu :
1.
Arah
·
Menciptakan iklim
investasi dan iklim usaha yang kondusif
·
Melakukan promosi
investasi yang intensif melalui potensi dan peluang investasi di daerah-daerah
2.
Strategi
·
Pengembangan
potensi dan peluang investasi sektor pertanian di indonesia untuk meningkatkan
calon investor PMDN dan PMA.
3.
Ruang lingkup
·
Melakukan
pengembangan potensi dan peluang investasi melalui koordinasi lintas instansi
daerah dan pusat.
Untuk mencapai target investasi tersebut dan selaras
dengan kebijakan otonomi, maka setiap daerah diharapkan mampu menarik sebanyak
mungkin investor yang bersedia menanamkan modalnya.
Untuk itu kepastian ketersediaan dan kesesuaian lahan,
dukungan kebijakan seperti kemudahan perizinan dan adanya payung hukum yang
jelas, sangat diperlukan guna manarik para investor datang ke daerah-daerah
yang berpotensi dan memiliki peluang di provinsi seluruh Indonesia.
Investasi Langsung
Investasi Langsung adalah pembelian atau akuisisi
saham mayoritas dalam bisnis asing dengan cara lain dibandingkan dengan
pembelian langsung saham. Hal ini juga berarti di bidang keuangan dalam negeri,
pembelian atau akuisisi saham mayoritas atau kepentingan yang lebih kecil yang masih
akan memungkinkan kontrol aktif perusahaan.
Contoh: Membeli mesin
Investasi Tidak
Langsung
Investasi tidak langsung adalah mereka yang memiliki
kelebihan dana dapat dapat melakukan investasi tidak terlibat secara langsung
cukup dengan memegang dalam bentuk saham dan obligasi dengan melalui perantara.
Contoh: Penelitian dan pengembangan.
Investasi di sektor pertanian
tergantung :
§ Laju pertumbuhan output
§ Tingkat
daya saing global komoditi pertanian
Hasil penelitian:
§ Supranto (1998)è laju pertumbuhan sektor ini rendah, karena PMDN dan
PMA serta kerdit yang mengalir kecil. Hal ini karena resiko lebih tinggi
(gagal panen) dan nilai tambah lebih kecil di sektor pertanian.
Tabel 5.17 Investasi di sektor pertanian dan
industri manufaktur (Rp milyar) 1993-1996
Sektor
|
1993
|
1994
|
1995
|
1996
|
Pertanian
|
2.735
|
4.545
|
7.128
|
15.284
|
Manufaktur
|
24.032
|
31.922
|
43.342
|
59.218
|
§
Simatupang
(1995)è kredit
perbankan lebih banyak megalir ke sektor non pertanian dan
jasa dibanding ke sektor pertanian.
Tabel 5.18 Kredit Perbankan di sektor pertanian dan
industri manufaktur (Rp milyar) 1993-1996
Sektor
|
1993
|
1994
|
1995
|
1996
|
Pertanian
|
7.846
|
8.956
|
9.841
|
11.010
|
Manufaktur
|
11.346
|
13.004
|
15.324
|
15.102
|
Penurunan
ini disebabkan Return On
Investment/ROI sektor pertanian +/- 15 %, sehingga tidak menarik.
C.
KETERKAITAN SEKTOR PERTANIAN DENGAN SEKTOR INDUSTRI
MANUFAKTUR
Salah
satu penyebab krisis ekonomiè
kesalahan industrialisasi yang
tidak berbasis pertanian. Hal ini terlihat bahwa laju pertumbuhan sector
pertanian (+) walaupun
kecil, sedangkan industri manufaktur (-). Jepang, Taiwan dan Eropa dalam memajukan industri
manufaktur diawali dengan revolusi sektor pertanian.
Alasan
sektor
pertanian harus kuat dalam proses
industrialisasi:
§ Sektor pertanian kuatè pangan terjaminè tidak ada laparèkondisi sospol stabil
§ Sudut Permintaanè Sektor pertanian kuatè pendapatan riil perkapita naikè permintaan oleh petani terhadap produk industri manufaktur
naik berarti industri manufaktur berkembang & output industri menjadi input
sektor pertanian
§ Sudut
Penawaranè
permintaan produk pertanian sebagai bahan baku oleh
industri manufaktur.
§ Kelebihan output sektor pertanian digunakan sebagai sumber investasi sektor industri manufaktur seperti industri
kecil dipedesaan.
Kenyataan di
Indonesia keterkaitan produksi sektor pertanian dan industri
manufaktur sangat lemah dan kedua sektor tersebut sangat bergantung kepada
barang impor.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar